Kehidupan khas kota, tema kuliah tadi siang..
Dengan menyinggung terlebih dahulu kehidupan khas bukan kota (desa), perkuliahan pun dimulai...
Di bukan kota (desa), banyak orang dengan jenis kegiatan yang sama, dengan ruang
yang tetap dan tidak berpindah-pindah setiap harinya, menjalani sebuah kehidupan
yang statis dan homogen.
Ini sudah menjadi sebuah budaya yang tumbuh di daerah bukan kota dan budaya ini sangat sulit untuk dirubah.
Sedangkan, kehidupan di kota bercirikan tidak statis (dinamis) dan tidak homogen
(heterogen). Di kota, beragam masyarakat dengan beragam aktivitas dan beragam tempat
tujuan. Ini juga merupakan sebuah budaya khas dan tidak bisa dirubah.
Di kota, satu titik (satu gedung bertingkat) bisa memiliki beragam aktivitas dan berbagai jenis pekerjaan, mulai dari posisi rendah hingga yang teratas.
Bisa juga digambarkan dengan sebuah kalimat singkat, 'Keras derasnya kehidupan di kota'-dosen SosKot.
Itu tadi sekilas tentang perkuliahan Sosiologi Perkotaan.
Yang muncul di benak saya....
Kemajuan kota saat ini yang rata-rata seluruh dunia mengalaminya, sangat mengerikan!
-_- (jika tidak diatasi dengan cerdas).
Bagaimana nasib perumahan dan permukiman kita ke depan?
Entah kenapa saya tertarik pada permasalahan tersebut.
Ini jelas butuh perhatian yang extra khusus. Sejalan pertumbuhan kota yang extrem, dibalik
itu terdapat sisi yang selalu tersingkirkan, yaitu perumahan dan permukiman.
Apa yang diperbuat sebuah kota pada perumahan dan permukiman?
Entahlah, sebuah kota sebenarnya tidak melakukan apa-apa, namun masyarakat kota lah
yang memegang kendali atas peradaban kota.
Sebuah kota yang selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota yang sangat
tidak terbatas, selalu mengalami pertumbuhan yang entah ke mana arahnya, membuat
posisi perumahan dan permukiman sangat terdesak.
Yang sangat mengganggu lagi...
Saat diadakannya pembangunan gedung-gedung bertingkat di sebuah kawasan, terutama di
kawasan yang dekat dengan perumahan dan permukiman warga, tidak terpikirkah dampak
yang sangat merugikan bagi mereka yang merasakan?
Kebutuhan air, listrik, dan cahaya matahari tidak jarang terampas begitu saja demi
memenuhi kebutuhan sebuah gedung tersebut.
Yang sangat ingin ditelaah lebih jauh...
Bagaimana mempertahankan kehidupan di perumahan dan permukiman untuk bisa tetap
memenuhi setiap kebutuhan atas sumber daya, seperti air, listrik, dan sumber energi
lainnya, tanpa terampas oleh peradaban kota?
Mungkin kah perumahan dan permukiman bisa diberi sentuhan teknologi demi kelangsungan
hidup yang nyaman bagi warga nya?
Mungkin kah sentuhan itu bisa 'kita' lakukan untuk 'mereka' ?
Masih belum bisa paham sama apa yang sebenernya harus dipahami dari semuanya---
Makna manusia yang hilang di kota, mungkinkah ini menjadi permasalahan yang inti?
"Marilah kita tunjukkan bahwa kita dapat juga membangun seperti yang dilakukan bangsa
Eropa karena kita sederajat"-Bung Karno
Mariiiiiiiii !
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar