It's Happy Line

Sabtu, 22 November 2014

KKL (Kisah Kasih Lapangan) :p

Hahaha ngaco aja itu judulnya..
Jadwal kuliah kerja lapangan (KKL) angkatan gue akhirnya terjadwalkan pada tangga 17 november 2014 dengan tujuan Pulau Dewata bagian selatan.
Saat tiba tanggal tersebut, hari H saat detik-detik keberangkatan sempet ribut (sebagian orang) tentang surat menyurat yang belum kelar (denger-denger sih surat izin dosen ke dekan fakultas teknik gitu), alhasil kita berangkat terlambat sekitar 45 menit dari jadwal awal, jam 10:45 kita berangkat.. Jam setengah 1 udah nyampe ngawi, berenti di rumah makan untuk ishoma, tiba-tiba saat makan, armada (bukan band) bis kami keluar dari parkiran, selesai makan kita masih asik ngobrol-ngobrol gitu sambil nunggu bisnya datang lagi, 5 menit, 10 menit, setengah jam, ko lama ya, terus kita dapet kabar kalo bisnya ada perbaikan gitu (ngeper katanya), yaudah mau gimana lagi, kita  harus nunggu, sampe akhirnya hujan pun turun, gerimis, deras, deras, hingga reda lagi, bis belum juga datang lagi, udah hampir 2 jam nunggu akhirnya bis yang kita tunggu-tunggu muncul juga. sekitar jam 3 lewat kita udah berangkat lagi dari rumah makan lanjutin perjalanan kita yang belum seberapanya perjalanan. Lanjut melewati kabupaten madiun, lewat wisata waduk bening, bis melaju cukup kencang , temen-temen pada tidur, ga kerasa baru aja ngelewatin gapura selamat jalan kabupaten madiun, masuk kabupaten nganjuk, kemudian melewati jombang, mojokerto, pasuruan, dan seterusnya gue mulai kehilangan kesadaran terbuai dalam mimpi-mimpi (tidur), sempet dibangunin pas lewat PLTU terbesar yaitu paiton, pas ngelewatin itu sumpah bagus banget cahaya-cahaya lampu terang benderang banyak jumlahnya di gedung-gedung di tengah laut, subhanallah. perjalanan terus hingga tiba-tiba udah mau nyebrang aja gitu naik kapal, itu sekitaran jam 3 dini hari, ini pengalaman pertama gue menyaksikan secara sadar gue naik kapal laut (dulu pernah naik kapal pas belum sadar alias masih di dalem perut mama), nyebrang pulau, wau (pake u gapake w)! 
Dan prepet prepet prepet (bukan bang ocit dateng ke munaroh) suara kapal tanda akan meninggalkan dermaga.hembusan angin masih bersahabat, tanpa jaket gue masih bisa (berusaha ) bertahan. 
Hingga tiba juga kita di pelabuhan girimanuk, sekitar pukul setengah 6 pagi, dan waktu di HP sudah menyesuaikan dengan WITA, lebih cepat 1 jam dari WIB, tapi jam di tangan gue gak otomatis berubah menyesuaikan, yaudah gue biarin aja..Tiba di pulau dewata jam segitu kita tau bahwa jadwal kita kemungkinan berantakan dan harus disusun ulang, kita pun gak jadi mau transit si tanah lot, jadinya di tempat makan bidadari. Oya, setelah makan dan mandi di tempat peristirahatan bidadari (nama yang indah ya), kita menuju objek-objek di hari pertama :

1st day :
Hari ini cape banget! 
Udah? haha belum lah, itu cuma intro aja keleus.
Destinasi hari pertama yaitu Tol Bali Mandara, Pelabuhan Tanjung Benoa, Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB), Pulau Pudut, Pantai Kedonganan. Nah, banyak kan? padahal objek pertama aja mulainya jam 11 an, gimana caranya semua objek itu terkunjungi ? Simsalabim semua bisa dijalanin dengan strategi. Untuk objek pertama yaitu Tol Bali Mandara, di sana tujuan nya kita observasi sepanjang tol dan dilakukan dari dalam bis yang melaju pelan, jadi kita pengen liat hasil dari pembangunan tol terhadap lingkungan sekitar,salah satunya kondisi mangrove yang ada di kanan-kiri jalan. Sepanjang yang gue liat sih masih biasa aja, kata guide nya sih ini mending soalnya lagi pasang, tapi kalo lagi surut itu pemandangannya cukup menggenaskan, bekas-bekas mangrove di kanan-kiri bakal terlihat menyedihkan. Yah, inilah pembangunan, pasti menimbulkan dampak. Perjalanan melewati tol sekaligus menuju objek kedua, yaitu pelabuhan tanjung benoa, karena waktu yang sudah melewati jadwal seharusnya, di sana gajadi ada semacam kelas diskusi, tapi kita diskusi sambil jalan liat-liat sekitar pelabuhan, disambut sama mbok-mbok cantik (mbok : kakak) yang dengan baik hati menjelaskan apa yang kita ingin tau, panas terik cukup membuat kita-kita kompak menyipitkan mata, sambil liat-liat kapal-kapal besar yang bersandar, oiya di sini tujuannya nyari tau tentang aktivitas-aktivitas  di pelabuhan dan tentang pembangunan pelabuhan itu sendiri. Selanjutnya, mengingat waktu yang semakin menipis untuk kunjungan hari ini, rombongan mulai di bagi 2 untuk ke objek-objek yang belum dikunjungi. Ada kelompok yang mengibservasi ke pantai kedonganan, LPDnya, dan ke pasar ikannya, lalu kelompok yang lain bertugas ke tanjung benoa (FPMB) dan pulau pudut. Gue kebagian ke Tanjung benoa, di sana kita udah ditungguin sama FPMB, ruangan diskusi sudah tersedia, dan langsung memulai acara dengan diawali paparan dari pihak FPMB, di sini seru banget, untuk awalan lumayan dapet banyak penjelasan tentang apa yang mau kita bahas selanjutnya antara lain isu reklamasi. Setelah menjalani heavy rotation discussion, kita pergi untuk melihat pulau pudut dengan nasibnya kini, yang disebutkan dulu seluas 100 ha, kini hanya tinggal 1 ha saja, terik matahari nyengat banget serius pas di sana, mencoba melihat-lihat sekitar dengan mata yang hampir merem saking teriknya, dan kulitnya 'nyessh' terkena sinarnya, luar biasa, habis ini kita masih harus jalan kaki ke pantai apa ya lupa namanya, sambil nunggu bis menjemput kita untuk bergabung ke kelompok di kedonganan. Setibanya di kedonganan, kita nunggu sambil foto-foto di pantai kedonganan. Cerita yang di kedonganan gue belum tau detailnya, denger-denger sih penuh perjuangan gitu. Nah, dari pantai kedonganan ternyata guidenya bilang mau ngajak kita ke tempat oleh-oleh modern, kurnia apa gitu namanya. Di sana gue beli baju-baju sama pernak-pernik gitu lah, lumayan murah. Dan setelah puas belanja, akhirnya kita ke hotel juga untuk bisa mandi yang bener-bener mandi dan istirahat, yeah!

2nd day :
Alohaa~ di hari kedua ini, kita tampang-tampangnya jauh lebih seger dari kemarin, kunjungan hari ini dimulai dari jam setengah 8 WITA. Dartar objek hariini adalah BAPPEDA Provinsi Bali, Kawasan sanur (Kantor desa sanur kaja), dan Pulau Serangan. Gue sendiri jadi penanggungjawab salah satu objek hari in, yaitu Pulau Serangan, kita liat nanti ceritanya.. Pertama kita ke Bappeda, tiba di sana udah ditunggu sama perwakilan dari kepala Bappeda dan perwakilan dari instansi BLH, Parwisata, Kelautan, PU, dan lainnya. Waah ruangan sudah siap juga, dimulailah kita berdiskusi/ DI Bappeda ini kita cukup banyak melontarkan pertanyaan tapi kalo menurut gue sih pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan akan mendapatkan jawaban lebih rinci kalo kita datang ke instansi Kota Denpasar, karena Bappeda provinsi ini kan tugasnya lebih ke pemberi arahan untuk pemerintah kota. Tapi, ga masalah, cukup banyak juga yang bisa didapat dari diskusi tersebut, selalu ada ilmu yang bisa dipetik. Asik berdiskusi, ga kerasa udah jam 11 lewat aja, jadilah kita sesegera mungkin menyelesaikan kunjungan kali itu. Selanjutnya kita mau ke sanur, tapi sebelumnya ada wacana mau jemput WALHI sebagai salah satu narasumber kita di Pulau Serangan nanti, tapi karena berhalangan saat itu, jadilah dipending untuk menjemput WALHInya sampe nanti pas mau ke pulau serangan. Setibanya di kantor desa sanur kaja kita disambut hangat oleh kepala desanya langsung. Dan diskusi pun dimulai, wah, pokoknya wah banget, 4 jempol buat kepala desa sanur kaja ini, penjelasan di awal sebeum diskusi oleh beliau sangat jelas dan rinci sekali terkait topik-topik bahasan kita selama KKL ini antara lain kota pesisir dengan ekologinya, ekonominya, transportasinya, dan pusat pelayanannya. Dan tanya jawab pun berlangsung dengan padat makna dengan jawaban-jawaban yang jelas dari kepala desa sanur kaja, oya namanya siapa gitu lupa, sampe gak berasa udah setengah 4 WITA, hmm..pada diskusi yang berat tersebut, sayangnya ebberapa dari kami merasakan kantuk yang sangat mendalam, sepertinya kelelahan dari observasi lapangan dan panas-panasan, tapi itu tetep ga membuat diskusi jadi krik-krik. Selesai diskusi, kita mau lanjut ke Pulau Serangan, sebelumnya hubungin WALHI dulu untuk ketemuan, jeng jeng jeng, ternyata oh ternyata WALHI sedang ada acara dan tidak bisa ikut saat itu juga, yah kecewa sih, tapi mau gimana lagi, perjalanan harus tetap diteruskan, akhirnya kami ke Pulau Serangan tanpa WALHI, gue sebagai PJ lokasi di sana sumpah kalang kabut mau ngapain ntar di sana, yang tadinya rencana diskusi dengan WALHI, tapi pas ada insiden itu, gue bingung sebingung bingungnya, akhirnya gue mutusin aja untuk ke P2MKP rekomendasi dari salah satu anggota kelompok lokasi gue, dan setelah datang ke sana, kok alamatnya beda sama yang gue dapet dar internet, wah deg-degan banget lah, ini kita ngunjungin siapaa? nah tapi nama bapak yang mau kita kunjungi sama, dan pas turun dari bis gue liat yang menyambut seorang bapak-bapak yang pernah gue liat fotonya di internet, dan wah penjelasan pun datang. Ternyata yang dikunjungi kita itu PET, dan bapaknya itu emang ketua P2MKP, tapi karena sekarang P2MKP udah bisa mandiri maka bapaknya mulai memimpin komunitas lain, yang intinya sih sama-sama ingin mengajak masyarakat pulau serangan untuk sadar dan peduli akan keberlangsungan lingkungan di pulau serangan. Oya, sebenernya, akses ke pulau serangan ini udah ada jalan, ga perlu nyebrang pake perahu atau semacamnya, karena hasil reklamasi membuat pulau serangan sudah menyatu daratan dengan denpasar, nah di sini anehnya masih disebutnya pulau serangan yak, yaudah kita sebut aja desa serangan gitu ya, jadi di sini akhirnya kita berdiskusi dengan Pak Putut, bapaknya keren bangetberinovasi dan jiwa sosial nya sangat patut ita hargai, disana kita belajar banyak mengenai pengolahan sampah, bercocok tanam di tanah yang kering, konservasi ____ dan inovasi-inovasi lainnya, walaupun itu smua agak meleset dengan tujuan kita yang pingin tau tentang pusat pelayanan di desa serangan , tapi gapapa, temen gue ada yang sempet ngilang pas detik-detik mau pamitan, ternyata mereka pergi ke permukiman warga untuk wawancara menlengkapi kebutuhan informasi yang kurang, super sekali ya, gue tertolong sangat dengan mereka. Nah selesai kungjungan kami di objek terakhir ini tidak terlalu sore, sblum matahari tenggelam kami sudah menuju ke hotel, hingga sampai di hotel sekita pukul setengah 7. Malem itu gue tidur paling lama kayaknya dibanding temen-temen sekamar gue, karena entahlah mood gue kurang bagus untuk beraktivitas (dasar pemalas -_-) 

3rd day :
Taraa, hari ketiga, hari yang cukup ditunggu-tunggu tapi juga tanda hari terakhir kunjungan. Yak, hari ini objek-objkenya adalah UNHI (Universitas Hindu Indonesia) kita ke PWK nya di sana, terus ke pasar sukawati, joger, dan pantai Kuta. Jam 9 kita udah di UNHI, dan disambut hangat oleh calon-calon planner di sana, waaah, gue cukup antusias sebenernya untuk ketemu temen baru tapi dari awal aja kita udah duduk mengelompok, yang dari UNS ya sebaris UNS semua, yang dari UNHI juga sama, tapi di tengah--tengah mulai gabung sih. DI sana diawali dengan paparan oleh salah satu dosen, yaitu Pak I Gusti Anindya Putra, Pak Anindya ini keren banget, penjelasannya cukup sik didengar,jelas dan terselip humor juga, jadi bikin perhatian tetep fokus gak ngantuk. Nah, setelah itu diskusi, dan yah, diskusi nya selalu sukses membuat waktu terasa cepat berjalan. Selesai diskusi kita foto-foto bareng, oya pas di sana ada kebetulan yang tidak di sangka-sangka, nama temen gue yang jadi penghubung pihak UNHI sama dengan nama anak UNHI yang jadi operator waktu itu, jadilah mereka berkenalan. Pas keluar gedung, kita masih foto-foto, terus ada beberapa anak UNHI juga yang ikut dan semept kenalan juga sama beberapa diantaranya. Gue sih cuma kenalan sama 3 anak, seinget gue namanya mayda(yang naanya sama kayak temen sekelas gue), Cica, sama Rina. Hmm.. ya semoga komunikasi kita bisa berlanjut.
Dari UNHI kita ke pasar sukawati, dapet tips dari temen UNHI katanya kalo nawar setengah harga aja, dan gue pun melakukannya, gue yang gak bisa nawar mencoba mengadu nasib untuk menawar dan lama-lama gue pusing, karena si pedagang gamau ngalah. Ah yasudahlah, makin pusing gue kalo diterusin. DI sana gue belanja dikit doang karena males nawar udah pusing duluan (Emang ga bakat nawar). Lanjut ke joger dulu sebelum ke pantai Kuta untuk observasi. Di Joger harganya cukup waw, tapi gue malah kalap juga belanja kaos, yaudahlah buat oleh-oleh, tapi gue masih bisa mengendalikan nafsu karena uang didompet yang memaksanya, haha iyalah, udah abis uangnya. Lanjut ke pantai kuta dengan naik angkot biru(tapi gue naiknya angkot kuning). Sesampainya di pantai kuta jam setengah 5 dan setengah 6 kita udah harus ngumpul lagi buat kembali ke parkir senter buat pulang, parah lah, kita ngeorang dan wawancara di sana, ini untuk objek terakhir kita ke pantai tanpa merasakan sentuhan ombaknya, cuma bisa menyaksikan dari beberapa meter sambil memegang kertas borang dan wawancara. Oke fix, gue emang bener-bener lagi KKL, bukan study tour, sama sekali bukan. Haha yaudahsih terima aja. Yang penting ilmunya bermanfaat, aamiin. Nah, itulah objek kunjungan terakhir. Pas itu, belum semua anak ngumpul jadi setengah rombogan duluan ke parkir senter, dan yang setengahnya lagi menyusul, dan ternyata mereka-mereka itu yang beruntung sempat merasakan sentuhan ombak-ombak pantai Kuta, kasian nya gue yang cuma foto-foto di pantainya, haha gapapalah. Oya di pantai kuta sebenernya kita pengen nikmatin sunset, tp udah jam 6 aja msih terang gitu, sementara kita udah dituntut pulang karena emang waktu pulang udan mundur banyak sebenernya. Oke oke, mungkin lain kali bisa berkunjung yang bener-bener untuk tour ke Bali, semoga, hehee...

Daan..waktunya pulaaaang, yihaaaaa, menjemput kembali tugas-tugas di Solo. Semangat yak! haha ya sebelumnya, kita pantas untuk beristirahat dulu sebelum kembali berkutat dengan tugas,hihi 
Solo lagi, Kuliah lagi, nugas lagi , Semangat lagiiiiii! :D

Sabtu, 14 Juni 2014

My Role as a Citizen of Earth

Bumi telah menjadi 'tempat' bagi kehidupan selama miliaran tahun. Pada kehidupan saat ini, tidak kah kita pernah terbesit satu pertanyaan mengenai kepedulian kita terhadap bumi, yaitu, tidak lelah kah bumi menjadi 'tempat' bagi kehidupan ini? Kehidupan yang ada sangatlah beragam, baik buruk, hitam putih, senang sedih, berbagai macam, namun bisakah kita satu suara dalam hal peduli terhadap bumi? ya, satu suara yang diteriakan dengan lantang, dijunjung tinggi dalam prinsip, dan direalisasikan dengan optimal, satu suara yang berbunyi, "Saya cinta bumi, saya cinta untuk masa lalu, sekarang,dan masa depan"
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa kita benar-benar bertanggung jawab atas suara tersebut. Tindakan pembuktiannya tidaklah harus besar dan terlihat wah, walaupun bisa saja seperti itu, namun kebanyakan orang pasti akan menganggapnya sebagai hal yang sulit jika pembuktiannya harus dengan hal yang dianggapnya tidak mudah, hal ini dapat menjadikan mereka tidak lagi memegang erat suara tersenbut. Maka harus dijelaskan kebenarannya, bahwa untuk mengaku mencintai bumi, kita bisa membuktikannya dengan banyak cara, dan banyak hal kecil yang selama ini disepelekan padahal bisa membuktikan kecintaan kita pada bumi. Jika semua orang di bumi ini melakukan suatu hal kecil sebagai bentuk cintanya pada bumi, maka miliaran cinta akan diterima oleh bumi. How great. 
Tindakan-tindakan tersebut akan membentuk sebuah habit kecil bagi setiap manusia di bumi, dan lagi, jika setiap manusia memiliki habit kecil sebagai bentuk cintanya terhadap bumi, betapa bumi akan selalu bahagia menerima banyak cinta dari citizen nya. Ini hal yang luar biasa jika kita mau menyadarinya.
Saya sebagai citzen yang hanya sebagian kecil dari citizen yang hidup di bumi, ingin memberikan cinta saya pada bumi. Tidak peduli sekecil apa peran saya, saya tidak melihat itu. Tetap saya lebih memikirkan bagaimanapun saya adalah citizen yang harus menunjukan rasa cinta saya pada bumi. Hal yang dianggap sepele yang terus diteriakkan saat semua orang membicarakan cinta bumi dan lingkungan adalah, buang sampah pada tempatnya, pisahkan antara sampah organik dan non organik. Hal tersebut merupakan bentuk cinta yang besar terhadap bumi, tapi karena banyak yang menganggap sepele lah yang membuat bumi kini banyak megalami kerusakan akibat sampah yang kita tahu jumlahnya sangat lah besar. Sampah sekecil apa pun, jangan pernah disepelekan, saya ingin menjadi pribadi yang bertanggung jawab pada diri sendiri, jujur, dan menguatkan inner beauty pada diri saya. Orang tidak perlu tahu saya selalu membuang sampah pada tempatnya, tapi yang saya inginkan adalah, sampainya rasa cinta saya terhadap bumi. Saya ingin membuktikan tidak dengan pencitraan kepada teman-teman saya, tapi dengan bertindak langsung, syukur jika teman saya ada yang melihat dan mau mencontoh dan mengikuti hal baik yang saya lakukan . Dan saya pun tidak akan diam jika melihat teman-teman saya masih membuang sampah sembarangan. Jujur saja, di negara saya, masalah sampah sangatlah besar, dan saya pun masih terheran-heran karena banyak teman-teman saya yang masih dengan tanpa merasa berdosa membuang sampah begitu saja tidak pada tempatnya. Hey, apakah mereka tidak memiliki rasa cinta terhadap bumi? apakah mereka tidak tahu itu tidak baik? apakah mereka tidak malu melakukan hal seperti itu? Saya rasa itu bukan pertanyaan yang tepat. Mungkin yang seharusnya ditanyakan adalah apakah mereka masih mengaggap sepele atas hal yang mereka lakukan? berfikir bahwa tidak akan besar dampaknya, hanya sebuah sampah kecil yang dibuang sembarangan, tidak akan mungkin menyebabkan banjir besar akbiat sampah kecil yang telah dibuangnya, dan apalah arti dari hal kecil tersebut ?? Ah! sungguh mengiris hati. 
Trend masa kini sebenarnya sudah mendukung untuk banyak orang membuka mata mereka agar lebih cinta terhadap bumi. Banyaknya orasi-orasi yang meneriakan stop global warming, mulailah cintai bumi, dengan menghemat air, menanam pohon, menghemat listrik, mengurangi pemakaian plastik dan stereofoam. Hal ini memang terasa efeknya. Para remaja kini sudah banyak yang aktif untuk ikut berkegiatan cinta bumi dan lingkungan. Kota-kota sibuk dengan konsep green city, kampus-kampus ingin berpredikat green campus, itu semua hal yang membahagiakan. Namun apalah arti itu semua jika masih banyak yang menyepelekan hal membuang sampah. Teman yang amat saya hargai, bukan maksud untuk meggurui, tapi cobalah renungkan kembali, hal terbaik telah banyak kita nikmati di bumi ini, cobalah untuk memberikan juga yang terbaik terhadap bumi. Jangan egois, memikirkan generasi mu saja.Pikirkanlah generasi anak cucu kita nanti. Mereka seharusnya mendapatkan semua hal terbaik yang kita dapat di bumi saat ini. Mereka memiliki hak untuk merasakannya juga. Jangan ambil hak mereka. Ibarat yang memang benar saya rasa adalah kita ini meminjam bumi dari genarasi masa depan, hanya meminjam, maka tidak selayaknya kita melakukan hal buruk terhadap bumi. 
Hal lain yang ingin saya lakukan adalah, banyak makan buah dan sayuran. Hey, ini bukan semata bentuk cinta saya terhadap bumi, tapi cinta saya terhadap tubuh saya, kesehatan saya. multiplier efek bukan? Sayur dan buah yang dihasilkan bumi kita sangatlah beragam macamnya dan manfaatnya. Kita akan bisa memberikan generasi yang sehat. Dengan tubuh kita yang terpenuhi oleh berbagai manfaat buah dan sayur, regenerasi kita nanti akan terpenuhi juga kesehatannya. 
Dan hey, jika kita menarik kesimpulan dari dua hal yang ingin saya lakukan untuk bumi, bisa dibilang, saya menyiapkan bumi dengan kondisi terbaik untuk generasi yang akan datang, dan saya juga memeprsiapkan diri saya untuk memberikan generasi yang terbaik untuk bumi yang terbaik. Jadi kita bisa menyiapkan tempat yang sehat untuk anak cucu kita yang juga sehat. Ini sempurna bukan?  So, maukah kalian bersama dengan saya membuktikan cinta kita kepada bumi? Jawaban terbaik pasti datang dari kalian semua sebagai citizen. :) 


*Ceritanya nyoba-nyoba bikin esai dan baru aja di submit di International Essay Contest, versi bahasa inggrisnya sangatlah berantakan tak karuan memalukan (untunglah ada banyak balada bantuan)
*baru belajar 
*SEMANGAT !

Senin, 26 Mei 2014

This Day

Wherever you are
Perbedaan bahasa, perbedaan budaya, perbedaan adat
Hal baru, bahasa baru, budaya baru, adat baru
Aneh, canggung, kaku
Tau, kenal, mengerti
Suka, senang, penghargaan, bangga
...... Indonesia

Gue orang biasa yang  mengagumi keragaman negeri sendiri. Gue belum pernah keliling negeri sendiri. Gue belum pernah keluar pulau Jawa. Gue baru pernah keluar provinsi sendiri. (da aku mah apa atuh -_-) .
Iya sekarang ini, kuliah merantau dan masih mencoba hidup mandiri. Awalnya pake air mata buat beneran kayak gini, sekarang luar biasa bersyukur. Gue tau, yang gue dapetin ini belum tentu luar biasa bagi orang lain, tapi bagi gue sendiri sih yes, big yes. haha
Sekarang udah mulai terbiasa sama budaya yang awalnya ga pernah dikenalin di keluarga besar gue karena beda budaya. Kalo harus diungkapin apa aja yang gue dapet, gak akan bisa terungkap semua, yang jelas luar biasa. Gue ngerasa beruntung banget bisa ngerasain jadi anak rantau. 
Pengalaman luar biasa ini bisa dibilang anugrah buat gue. Temen yang luar biasa, budaya yang luar biasa, semua yang luar biasa yang gue temuin dan belum gue kenal sebelumnya. Gue sebagai minoritas mungkin ga bawa banyak pengaruh bagi mereka yang mayoritas, tapi mereka yang mayoritas sangat memberi warna di kehidupan gue. Gue bukan pemerhati lingkungan yang baik sih, tapi gue cukup curious buat kenal budaya baru. Hidup gue ini, semua udah ada dan di atur dalam alur cerita-Nya. Subhanallah. Gue ngerasa dalam hidup gue udah bener-bener di kasih segala yang terbaik yang bener terbaik buat gue, walaupun semua itu gak jarang harus melalui proses pemahaman yang amat panjang. Tapi pada ujungnya, pengertian itu datang sendiri dengan halus memberikan kejelasan atas segala hal. Maka selama ini dan nanti, saat suatu hal datang pada kita jauh di luar dugaan kita dan jauh di luar keinginan kita, jangan cepat termakan dengan keluhan dan putus asa, jalanin aja proses nya untuk kemudian bisa bener-bener ngerti dan nerima dengan sendirinya tanpa pakasaan dari manapun.
Balik ke ragam budaya. Aneh awalnya, nyaksiin sendiri budaya baru. Tapi sekarang sukses bikin gue tersenyum kagum sama budaya lain selain budaya yang udah gue kenal dari lahir. Ini masih negeri sendiri, dan baru sebagian kecil dari budaya yang ada. Apa gak terlintas buat kenal semua budaya dari negeri sendiri? Masih takut untuk keluar zonamu? Okelah, bisa dimengerti. Tiap orang punya passion masing-masing. Dan gue, gue mencoba membiasakan diri dengan hal baru dan tantangan baru. Apa gue bisa? Siapa bilang gue bisa? Siapa peduli? Yang pasti gue mau nyoba hal baik baru, willing to try, that's it. Siapa juga kalo cuma kenal sama kata bisa dan gak bisa, hidupnya mungkin udah bisa ditebak, dia bakal nglakuin apa yang dia bisa dan ninggalin yang dia gak bisa. hemm... Coba kenalan sama kata mau dan katan mencoba, lalu bayangkan hal-hal baru dan pengalaman baru yang bakal banyak mengantri untuk kamu hadepin, Super! haha bukan sok menggurui, cuma kadang gue suka sedih kalo ada temen gue yang kalo ditawarin suatu hal/pekerjaan terus jawabnya gue gak bisa jadi jangan gue,kasih bagian yang lain aja buat gue, hmm,terus gue ko sedih? itukan urusan dia? apa hubungannya kalo dia kayak gitu terus gue sedih? Ya karena dia temen gue. Dear my friends, bagaimanapun kalian, se-gak suka nya gue sama sifat kalian, apalah hak gue buat punya rasa lebih dari gak suka? Gimanapun, temen adalah temen. Walaupun budaya kita beda, bahasa kita beda, temen tetep temen. Entah apa yang bisa gue lakuin tanpa kalian? Maka gue selalu berdoa agar diberi kekuatan untuk menjadi teman yang baik bagi teman-teman gue di manapun gue berada. Ini cuma sebagian kecil dari hal luar biasa yang gue dapet saat merantau. Kakek gue pun selalu berpesan agar berperilaku baik dengan temen-temen di mana gue berada. Dan sejauh ini gue masih belum ngerasa jadi temen yang baik. Untuk itu doa dan usaha masih harus ditingkatkan. Ini jadi hal luarbiasa karena tujuan merantau gue bukan cuma kuliah, tapi juga bersosialisasi dengan baik di lingkungan tempat gue tinggal. Karena yang gue bangun saat ini pasti bisa bermanfaat di lain waktu nanti. Sama halnya kayak temen. Masih banyak lagi hal-hal baru dan berbeda yang setelah melalui proses yang gak pendek, gue jadi tau , kenal, dan paham sampe akhirnya muncul ras seneng, rasa menghargai yang tinggi, dan bangga akan keragaman negeri ini. Believe it or not, you are the precious one in your own way :) , So, kalo kita semua bersatu dengan perbedaan-perbedaan yang kita miliki, gak akan terbayang betapa kaya nya kita :D 

Wherever you are....
Keep in touch ;D

Resep Salad Kentang ala Alafa

The pro-lo-gue
Ceritanya, 8 april 2014 kemarin gue sempet pulang, home sweet home gitu. Tau ada tanggal merah di hari jumat ituu, bikin gue segera cek silabus/ agenda tiap mata kuliah minggu depan nya. haha kok gitu? Ini salah satu trik gue buat memastikan kalo gue pulang gak banyak ruginya. Dan sebelum-sebelumnya pas gue cek agenda-agenda minggu depan, satu per satu mata kuliah dicek dan gue pun mulai berguman, 'hemm aman'. 
Tapi bukan itu aja indikator gue buat pulang, mama gue ngasih syarat kalo gue pulang harus ada temennya, nah ternyata syarat inilah yang gak bisa gue penuhin, musnah lah harapan untuk pulang. Tapi keajaiban pun tiba, sore itu, hari rabu tanggal 16nya gue nerima info kalo kuliah kamis, 17 april dikosongkan, ah, ini bikin greget sebenernya, gue belum beli tiket, gue udah ga begitu mikirin mau pulang, tapi kalo gini caranya? itu artinya kamis,jumat,sabtu,minggu, bisa liburan di rumah dong? dan kalo gitu kayaknya gak masalah kalo gue pulang sendirian gak bareng temen karena waktunya gak begitu mepet, soalnya syarat gue harus bareng temen itu karena kan kalo gue berangkat kamis nyampe jumat dan mingggu udah balik rantau lagi kan capek ya, kalo ada temen di perjalanan kan bisa lumayan menenangkan lah ya. Dan lanjut cerita, gue langsung balik ke kos dari tempat makan, saat itu udah jam 5 sore, hp mati pas mau ngabarin mama untuk nanya pertimbangan apa gue gapapa pulang hari itu juga padahal belum beli tiket. Sempet nelpon berkali-kali salah satu pihak jasa transportasi umum untuk pesan tiket. fail. Udah setengah 6 sore, setelah diskusi sama mama, akhirnya gue mutusin buat nekat langsung ke pusat tempat jasa transportasi tersebut sebut saja ros-in. Berangkat pamitan ke anaknya ibuk kos untuk beli tiket, padahal harusnya pas ditanya mau ke mana jawab dengan lebih jelas kalo gue itu bakalan nyari tiket buat pulang hari itu juga, kalo ada berarti gue jadi pulang tapi kalo gak ada ya gue balik lagi gajadi pulang. Kemudian nunggu bis di halte bikin khawatir sama langit yang mulai gelap, akhirnya nelpon taksi. Tiba di ros-in sekitar jam 6, langsung ke loket, daaaaaan masih ada tiket hari itu juga! tapi di bangku paling belakang. Ah it's ok asalkan gue bisa tidur selama perjalanan :p . Dan begitulaah aksi nekat gue, gue merasa bersalah sama anaknya ibu kos karena gue gak balik-balik kos hari itu, padahal izinnya cuma beli tiket -_-, dan gue udah titip pesen ke anak kos biar dikabarin kalo gue pulang, yang gue titipin pesen pun kaget gue pulang, hehe. Dan entah, temen-temen kampus gue pun ga nyangka kalo gue pulang. Di sini gue juga agak gak nyangka kok gue pulang pas itu. Oke itu sekilas cerita hehe panjang sih bukan sekilas. Nah padahal di sini gue mau ngasih pengalaman gue mempraktekan satu resep simpel. Kalo gue pulang, gue langsung ngincer mau masak apa aja, dan salah satunya nyoba resep baru, yaitu salad kentang, pertama kali tau resep ini dari majalah gitu, eh terus gak lama kemudian  muncul juga di iklan, it's so simple then i want to try it, selain itu juga karena gue suka sayuran, love it deh pokoknya...yummy :9
Langsung aja lirik bahan dan cara bikin nya yuk, jeng :p

Bahan :
Kentang rebus
Telur rebus
Brokoli rebus
Selada  
Mayonaise

catatan : komposisi suka-suka aja deh ya, sesuai selera hehe


                                                                                                                                          dokumentasi pribadi

Cara membuat :
  • Potong dua kentang rebus, kemudian keruk bagian dalam nya hingga memebentuk mangkuk
  • Campurkan hasil kerukan dengan telur rebus, kemudian hancurkan dengan menggunakan garpu hingga setengah halus
  • Campurkan selada dengan brokoli, hancurkan kembali
  • Tambahkan mayonaise , lalu aduk rata adonan
  • Masukkan adonan ke dalam mangkuk kentang 
                                                                                                                                         dokumentasi pribadi


Jaaang ~ 
Inilah salad kentang siap santap hehe 

                                                                                                                                         dokumentasi pribadi

resep ini terinspirasi dari dapur umami, lebih tepatnya mempraktikan resep dari dapur umami, hehe
Selamat mencoba dan menikmati bagi yang tertarik :)

Let's do more practice for the next! :D

Minggu, 09 Maret 2014

Dokumentasi survey, merapi, klaten

Ada yang spesial nih, kayaknya kalo cuma kata-kata masih kurang yaa, di coba deh kasih sentuhan foto.
Tapi ga dari awal berangkat nih, yaudahlah ya gapapa. :p

Jalan rusak. Nah lho, ko foto awal dikasih jalan rusak sih? hehe, ya ini dokumentasi pertama nya sih, sebelum itu belum mulai beraksi, rada ngblur juga ya. Ini sih selain karena kamera hp yang apa adanya, moto nya juga sambil jalan, jadilah sejadi-jadinya, yang penting ga jadi-jadian. Mulai ketemu jalan rusak itu pas dari pertigaan tugu di pasar puluhwaktu, pas kita mulai beriringan dengan truk-truk penambang. Disayangkan ya, walaupun ga sepanjang jalan juga sih rusak dan bolong-bolong kayak kue donat (?), yang jelas harus extra hati-hati deh.

Jaaang~ haha selamat kepada pengemudi motor yang gue tumpangi, mendapat urutan ke dua dari dokumentasi ini. Dia adalah Fuah . :p Bukan apa-apa sih, dia itu urusan ngebut jagonya deh, ga masalah walau jalan berlubang, ga rata, aspal ga halus, itu semua tetep diterjang sama dia. Dan gue sebagai yang dibonceng, selalu terguncang dengan kecepatan yang dia pacu, ya gapapa lah, asal jangan hati aja yang terguncang (apa sih), nah karena dia cepet banget ngikutin satu motor di depan yang dikemudikan cowo, alhasil tiga motor di belakang tertinggal jauh ga keliatan, jadilah kita berhenti dulu buat nungguin mereka yang di belakang. Nah, sambil nunggu itu deh gue iseng fotoin dia. haha Cukup lah ya, gausah berlama-lama di sini. :p


Tim survey dari kelompok Klaten. Ini ceritanya kita udah berhasil nyampe kemalang (awas jangan salah arti lagi), tapi pas udah nglewatin gapura selamat datang di Kecamatan Kemalang, kita pun kebingungan mau ke mana (jangan di contoh, survey belum siap banget, maklum baru pedahuluan, ngeles aja sih). Akhirnya itu berhenti di depan sebuah warung nasi goreng yang tutup, lalu tanpa diskusi panjang destinasi selanjutnya pun ditentukan, yaitu desa balerante, desa terdekat dari puncak merapi bagian klaten. Gue ga ada di foto itu, kenapa? karena gue bisa menghilang B) 


Perjalanan lanjuut, nih foto kita yang berjuang mencapai tujuan. hehe. Berjuang dengan jalan rusak dan truk-truk beserta debu yang terbang-terbangan, nggak terbang beneran karna debunya diterbangin sama angin (?) . Motor paling depan yang keliatan di foto itu motor pemimpin, maksudnya motor yang memandu di garis depan, jadi kalo nyasar ya salah motor itu :p 


Setoooop~ Nah nah nah, baru dibilang.. tanya warga dan kemudian... bukan lurus jalan sini! harusnya itu belok kiri, balik-balik! hehe... Oke balik lagi dan ke arah kanan.


Ini adalah salah satu basecamp penggilingan batu (kalo gasalah namanya gitu). Makin jauh perjalanan ditempuh, makin sering ketemu sama tempat kayak gitu.


Inilah si bos, emm maksudnya (sepertinya) ini kali woro yang kering dan dijadikan pusat penambangan pasir. (duh, sori banget ya sotoy nih, maklumin aja deh ya baru survey awal, lagi-lagi ngeles sih). Di sini kita sempet berhenti. kenapa? Bukan mau nontonin aktivitas penambangan, apalagi mau ikut nambang, bukan! Di sini kita juga bingung, mau lanjut naik? Soalnya kita belum nemu desanya, iya di sini udah termasuk desa balerante, tapi mana desanya? Maksudnya, mana rumah-rumah warganya?? Oya, di sekitar sini ada jembatan yang serem deh, next fotonya..


Ini foto diambil pas dari jembatanannya, aktivitas penambangannya ada di sisi yang lain (pokoknya di sebrang nya, gajelas ya? yaudah lewat aja,), kanan kiri jembatannya ga ada pager ppembatas, ya cuma kayak gitu, dan truk yang lewat pun bergantian dari dua arah, gabisa barengan. Oke, dari sini kita mutusin buat naik lagi dan lagi, cari spot yang enak buat berhenti. 


Inilah perjalanan naik selanjutnya, setelah melewati medan yang cukup ganas , pas lewat gapura tawangmangu perjalanan lebih lancar, jalan mulus dan sepi truk, pemandangan hijau kanan kiri pun mulai sapa-sapa hangat. 


Kita berhenti lagi :D , nemu spot bagus gitu ceritanya, terus pengen liat-liat, pengen foto-foto. hehe Dan belum nemuin rumah-rumah warga juga nih. 


Iniloh yang bikin kita berhenti lagi tadi. Waw aja gitu ngeliatnya, jarang-jarang di kota liat yang kayak begini ya (sok kota), jadi kepikiran, itu truk naiknya gimana deh, eh iya itu ada jalan, beuh tapi kan jauh banget ya, terjal pula keliatannya, bener-bener (bener-bener apa?), bener bener aja gitu.. 


Dan inilah tiba di paling puncak, maksudnya paling puncak ya bukan bener-bener di pucuk gunung (pucuk? bahasanya -_-, jadi inget ulet yang berebut pucuk datun teh *eh) . Maksud puncak tuh, ya ke kanan udah jalan setapak banget, ke kiri itu yang ada di belakang tim udah rumah warga, lurus juga udah naik jalan setapak juga ke rumah warga. Di sini rumah juga cuma satu dua. Suasananya sepi senyap banget, hiru pikuk kota teringgal jauh jutaan kilometer istilah lebaynya. Lagi-lagi gue ga ada di foto, kenapa? Karna gue yang moto. Dari sini kita kembali turun.


Ini pemberhentian selanjutnya, ga jauh dari puncak tadi. Di sini ada pos pantauan yang dijaga oleh relawan. Terbuka untuk umum ko, kita boleh masuk. Di sini juga kita sempet melakukan wawancara dadakan dengan seorang warga. Pos ini juga jadi tempat berkumpul saat akan evakuasi gitu, jadi nanti warga kumpul di sini dulu untuk kemudian turun lagi ke pos evakuasi yang lebih aman jika situasi berubah. 


Ini motor yang ada di depan halaman pos pemantauan merapi tadi. Ini motor yang kena awan panas (kata salah satu narasumber)

Ini ayam-ayam dan kalkun-kalkun yang gue foto di saat wawancara versi bahasa jawa berlangsung. Suara kalkunnya lucu deh. kuk-kuk-kuk, ngiukukuk-ngiukukuk, pasti ga kebayang? haha Gue bukannya ga mau ikutan nyimak wawancaranya, you know lah, subtittle belum ke download, loading lama.


Ini di gapura selamat datang di objek wisata deles indah. Kita beberapa menit di sini - kebingungan di depan peta yang nampak di sebelah kiri foto. Ah sudahlah,   ucul (lucu) sekali untuk diceritakan.


Taraaaaaaaaaaaaa~ Ini lah pemandangan di objek wisata deles indah (maap ada dua makhluk yang menghalangi pemandangan
Sejuk sekali udara di sini :D


Diskusi dikit-dikit sambil nikmatin pemandangan. Ada juga yang foto-fotoin onyet yang banyak santai-santai di pepohonan. Terbayar lah capek-capek nya pas nyampe sini :D, pemandangan nya ituloh, Subhanallah :)

Daaan, itulah foto terakhir di sesi dokumentasi ini. Salut sama kawan-kawan yang setrong (strong;kuat). Semoga di survey berikutnya( survey beneran) bisa dapet data lengkap yang udah ditargetin yaaa~ 
Keep Fighting! Ganbatte! :D

Survey pendahuluan, Klaten, Rawan Bencana Letusan Gunung Merapi

Bissmillah...
8 Maret 2014
Pasukan negara api klaten (kelompok studio wilayah klaten) berencana melakukan perkenalan dengan medan perang (wilayah kajian), direncanakan berangkat jam 8 kumpul di boulevard. 

Kriing..kriiing Ya ampun! jam 8 kurang! Gue belum siap! secepat kilat (ga secepat itu sih aslinya), gue bersiap dan berangkat,ga lupa beli susu buat menenangkan perut sebagai ganti belum sarapan, (oya gue baru nyadar kalo susu frisian flag itu lebih mahal dari susu ultra, emang sih frisian flag berasa lebih pekat gitu-bahasa nya -_-, jadi yaudah ga masalah deh)..lanjut...pas lagi jalan udah mau nyampe boulevard, temen gue dengan motornya ke arah gue, gue udah GR aja mau dijemput gara-gara gue udah telat, eh taunya dia mau nitipin laptopnya di kost gue, yusudahlah, gue balik lagi ke kost, sambil bayar susu yg tadi gue beli, gue buru-buru sih tadi jadi lah ga sempet bayar, bukan kabur!. beres, kita pun ke boulevard dan ga nunggu lama, 5 motor langsung berangkaaaaat ~

Jam 8 lewat 10 menit.
Awal perjalanan gue sempetin meneguk susu stroberi biar mood ga jelek-jelek amat. Perjalanan awal lancar, gue sebagai yang dibonceng ikut memperhatikan lalu lintas selama di perjalanan. Sabtu ya. Ramai. Ok sepertinya perjalanan awal masih di Solo dan belum menarik untuk diceritakan. hehe
Jam setengah 10
Sampai di Kecamatan Kebonarum, Klaten. Udara mulai terasa sejuk, lumayan. Kanan-kiri permadani hijau (sawah). Kami beriringan dengan motor-motor yang memboncengi rumput-rumput untuk makanan ternak. Jadi inget belum sarapan (?). Oh no. bukan gara-gara rumput itu, tapi gara-gara jam di tangan udah nunjukin setengah 10. Di tambah kemudian melewati pasar Puluhwaktu. Kanan kiri penjual tumpah ruah dengan dagangannya. Sayur mayur, ikan, dan sebagainya. Di tengah jalan yang sempit itu, tiba-tiba dirusuhkan dengan sebuah motor yang membawa baliho segede gede nya gitu, dibawa dengan posisi tidur, hampir memakan setengah jalan, sempat terkena ibu-ibu yang sedang berbelanja sepertinya, suara-suara dari sekitar pun mulai terdengar. Lepas dari pasar, oh ternyata sudah di Kecamatan Karangnongko itu. Kecamatan Karangnongko merupakan salah satu wilayah kajian kami, dimana disebutkan di RTRW Kab.Klaten sebagai salah satu wilayah evakuasi. Perjalanan terus berlanjut dan waw! kanan kiri mulai terlihat hutan men. Beriringan dengan truk-truk yang entah membawa apa. Mulai terlihat juga rumah-rumah warga. Duh, jadi rindu kampung halaman jaman dulu (lebay). Dari situ mulai berniat untuk menikmati pemandangan. Terlihat perkebunan warga, singkong, tebu, dan lainnya. Baru sedikit tenggelam dengan pemandangan, kami berhenti di depan sebuah salon kecil, wah di sekitar sini ada salon juga! yakali, mentang-mentang ga di kota masa gaboleh gitu-_- ,lalu salah satu dari kami bertanya arah, ternyata kami salah arah, tujuan kami harusnya berbelok di pertigaan tugu di sekitar pasar tadi. Cukup jauh? ya lumayan lah. Jadi seharusnya, di sekitar pasar Puluhwaktu, di pertigaan yang ada tugunya, kami belok kiri, tapi tadi malah lurus aja. Tujuan kami ke mana sih? Mau tau? Yak, tujuan kami adalah kemalang, malang? lewat klaten? serius? becanda aja lo! Haiz... di sini lah pentingnya menggunakan EYD yang benar (sok bisa, padahal rangkai kata-kata aja berantakan), terus apa nyambungnya?? Coba baca lagi tujuan kami ke mana? Iya bener, kemalang, tanpa spasi. Gotcha! Jadi, nama kecamatan nya adalah kemalang, iya kemalang bukan ke(spasi)malang. hehe :p. Perjalanan dilanjutkan, dan ketemu lagi dengan truk-truk, oh ternyata harusnya tadi ikutin truk aja, di sini baru kepikiran kalo truk-truk itu adalah pengangkut hasil tambang. Dan kanan kiri pun ga kebun lagi. Debu-debu bertebaran dari tiap truk yang lewat, jalan juga rusak, banyak bolong nya, haf. Ga jadi nikmatin pemandangan, etapi tetep nikmatin perjalanan. Pengemudi motor yang gue tumpangin melaju cepet dengan jalan yang seperti itu, salip truk satu dan truk yang lain. sampe suatu ketika 3 motor di belakang belum keliatan, tertinggal jauh, akhirnya berhenti, nunggu yang lain dulu, foto-foto dulu. haha Lanjut... ga lama dari situ, horeeee! gapura selamat datang di Kecamatan Kemalang menyambut dengan gagah. selanjutnya masih harus fight beriringan dengan truk. Setelah dirasa cukup jauh menempuh perjalanan, kami pun berhenti setelah tiang petunjuk jalan. Bukan bingung arah nya ke mana, tapi sekarang bingung mau ke mana, kan udah di kemalang, di sini pelajaran pertama, harus tentukan tujuan sampe detail. Akhirnya diputuskan untuk ke desa balerante, desa yang terdekat dengan puncak merapi. Again, lewat pasar tumpah di kanan kiri jalan. Perut oh perut, semoga mau menurut dulu. Mulai terlihat basecamp-basecamp penggilingan batu hasil tambang. Satu dua terlihat motor-motor pembawa duren, panen. Suasana mulai terasa mencekam ke arah desa balerante, lebay aja si sebenernya. Ketemu tugu, T junction, kita bertanya arah, daripada nyasar dan harus balik arah kayak tadi lagi. Hm..rupa-rupanya emang bakal seterusnya beriringan dengan truk beserta jalan yang rusak plus dibumbui debu biar ga hambar, bumbu debu nya tebel banget. Basecamp penggiling batu makin sering dijumpai dan makin besar tempatnya. Sampe akhirnya tiba di pusat penambangan pasir yang luas,sepertinya itu kali Woro yang kering. (baru menduga-duga, kan baru awal, ngeles aja sih). Kita berhenti di sana. Foto-foto. Eh tunggu, terus mana desa nya? Eh maksud gue, mana rumah-rumah warga nya? Oya, jembatan di kali Woro serem deh, ga ada pagar pembatas di samping-sampingnya, oleh karenanya juga truk yang lewat harus bergantian dari dua arah, kayak sistem buka tutup gitu, tapi tanpa petugas lalu lintas. 
Jam setengah 11.
Perjalanan dilanjut dari tempat penambangan pasir. Medan makin terjal. Jalan udah ga berlapis aspal yang halus lagi, tapi berbatu. Debu makin ganas. Harus extra hati-hati. Sampe melewati gapura bertuliskan tawangmangu, nah! jangan salah lagi, ini bukan TeWe aka Tawangmangu karanganyar. Perjalanan lancar. Sepi truk. Jalan bagus. Naik dan semakin naiklah perjalanannya. Tapi ga sambil nyanyi naik-naik ke puncak gunung.  Sesekali mulai bertemu dengan papan bertuliskan jalur evakuasi dengan arah panah. Udara makin sejuk, tapi sempet ada bau-bau ternak gitu. Yap, warga banyak beternak sapi. Truk udah ga keliatan lagi di sini. Sekarang ketemunya sama kebun, hutan malah. Makin sejuk lagi.. Jalan sempit. Sejauh ini. Setinggi ini. Masih ada satu dua rumah warga. Tiba di sebuah titik yang jalannya sudah tidak seperti jalan lingkungan. Tanya warga, katanya ini udah termasuk puncak, jadi udah ga ada arahan lagi mau lanjut terus naik kemana. 
Jam setengah 12. 
Turun. Berhenti di pos pantauan merapi, induk balerante. Wawancana dadakan dengan warga, sambil istirahat juga. Narasumber Pak Qurais, berumur sekitar 60-70 mungkin. Wawancara dilakukan dengan bahasa jawa, temen gue nyeletuk bilang ke gue 'terjemahannya bisa dilihat di bawah sini' (semacam subtittle di film). Ga terlalu gue gagas, dalem hati sih, yah dikit-dikit ngerti lah ya. Gue reflek ngambil catetan sama pulpen dari tas mau nyatet. Temen gue yang lain nyeletuk, 'emang ngerti mau nyatet apa?' . Gue diem. Pasrah nyerahin buku sama pulpen ke temen gue itu. Dan karna jenuh subtittle nya ga keluar-keluar, gue nya mulai nyengir-nyengir ga jelas, ikut-ikutan ketawa padahal ga ngerti-ngerti amat, akhirnya gue balik badan, mulai sibuk ngeliatin kalkun-kalkun yang bebas jalan-jalan di halaman. Foto-fotoin kalkun sama ayam, video-in juga karna suaranya lucu. Sampe akhirnya wawancara selesai. 
Jam 12 kurang 15 menit.
Kami masuk ke bangunan pos pantauan merapi nya, ada relawan yang sedang tugas berjaga, wawancara dadakan lagi, dengan bahasa indonesia. Bangunan nya tingkat 2, ga terlalu tinggi, naik anak tangga kurang dari 20. Waw! adeeeem..bisa liat pemandangan juga, kejauhan keliatan rumah-rumah ketutup awan. 
Jam 12.
Turun dari bangunan pos pantauan tadi. Lanjutin perjalanan, cari masjid. 
Setengan 1.
Ternyata kita ga jadi berhenti di masjid. Satu dua masjid terlewati, keliatan sepi. Di tengah perjalanan, tanya warga. Dan memutuskan untuk ke objek wisata Deles Indah sekalian istirahat di sana. 
Jam 1 kurang 20 menit.
Nyampe di pintu masuk objek wisata Deles Indah. 20 ribu untuk untuk 5 motor-10 orang. 2000/orang. Daaaan, entah apa objek wisatanya, kita cuma muter-muter di sekitar permukiman. Kok permukiman? Ya gatau juga, padahal udah bayar di gerbang masuk tadi, salahnya kita ga merhatiin peta yang ada di gerbang masuk tadi. Finally. Berhenti di titik yang ada gapura selamat datangnya, ada peta. Debat beberapa menit di depan peta itu, ribut posisi kita di mana. Ini konyol. Tapi seru, haha. Wisatanya manaaaa? Pemandangan? Udara sejuk? Dari tadi juga udah nemu itu, tapi objek wisata sebenernya apa? putusan di ketok palu, kita yakin dimana posisi kita di peta itu, kemudian lanjut perjalanan naik, masuk arah gapura. Hanya beberapa meter dari gapura selamat datang. Dan waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah! ada semacam bekas kawah, hijau, sejuk, indaaaaah!Banyak onyet di pohon-pohon, duduk-duduk santai di cabang tipis. Mulai lah aksi foto-foto, terus makan tahu bakso. Diskusi dikit.
Jam 1 lebih 25 menit.
Turun. Keluar tempat wisata deles indah.
Jam 2 kurang 10 menit.
Kita menemukan masjid dan berhenti di sana. Majid pancasila, keputran, kemalang. Sholat dan istirahat. 
Jam setengah 3 kurang.
Pergi makan di sebrang masjid. Warung makan mbak tutik. Perut terisi. Semangat bertambah.
Jam 3 teng.
Lanjut perjalanan pulang, memutuskan lewat jalan yang beda, intinya sih nanti juga lewat jalan yang sama lagi. Terus mau pada beli duren dulu tuh ceritanya temen-temen. Gue cuma duduk duduk di motor nunggu mereka tawar menawar. Jadi inget tadi pas masih di sekitar puncak merapi, ade kos gue sms gini , 'mba alfa jangan pulang dulu, di kos ada duren'. haha, mungkin itu bisa ambigu, antara gue disuruh jangan pulang karna takut ntar gue ngabisin duren nya atau sebaliknya, yang bener ya yang sebaliknya. Btw, temen-temen ga jadi beli duren, bukan! bukan gara-gara gue loh, tapi karna kemahalan, mungkin di pinggir jalan, eh entahlah, ga ngerti. Akhirnya lanjut perjalanan.
Jam 4 kurang.
Mampir sholat di mushola al-huda.
Jam 5 lewat 5 menit
Taraaaaaaa......takeoff di kost dengan selamat. Alhamdulillah. 
Kasur! kasur! :p
Istirahaaaat....
Perjalanan survey pendahuluan ini lancar, beruntungnya lagi ga ujan, gawat kalo iya, ga bawa jas hujan soalnya.
Yap, bersyukur banget deh. Dari survey awal ini, kita kepikiran, kayaknya dan emang iya, bakal capek banget kalo nanti bulak-balik sabtu-minggu buat survey primer. Mulai cari solusi, nginep mungkin. tapi entah dimana belum diputuskan. 
Ini baru awal kawan, tetep semangat yaa! :D
Yoroshiku onegaishimasu~ ^^

Selasa, 28 Januari 2014

Keinginan untuk berbakat

Hari ke dua puluh tiga liburan semester ganjil :D
Udah mau semester genap aja yah ga berasa, bukan semester genapnya, tapi tingkat tiga nya yang maksudnya ga berasa, perasaan baru aja kemarin curhat semester satu, hehe. Waktu emang ga berasa berlalu (ceilah)
Nah.. sekitar dua bulan lagi juga bakal jadi tambah tua (umurnya, kalo wajah, jiwa, dan semangat sih muda terus :p), insyaAllah.
Kali ini gw mau bahas tentang bakat. Seperti apa itu bakat? Bagaimana kita bisa mengembangkan bakat kita?  Bisakah kita menekuni bidang yang bukan bakat kita?
Dari baca amelia (serial anak-anak mamak) yang bagian belajar mengarang, gw makin yakin, bakat gw emang karang mengarang. Sebenernya hal ini udah lumayan ditunjukkin pas SD dulu, dimana gw terpilih untuk mewakili sekolah buat ikutan lomba mengarang, bikin sinopsis, dari cerita yang telah dibaca ataupun didengar. Awalnya gw ga kepikiran bakal dipilihnya buat lomba ngarang, padahal gw pinginnya dipilih buat lomba matematika, tapi ada temen gw yang lebih jago buat mewakili bidang matematika ternyata, yasudahlah. Dari situ gw pun mulai di kasih latihan mengarang oleh guru bimbingan -guru SD favorit gw, guru hebat, guru asyik, guru berprestasi, sampe dapet tawaran ke Jepang, terus sekelas dikasih oleh-oleh dari Jepang,haha-. Guru gw rajin ngbimbing gw, gw pun enjoy. Sampe akhirnya perlombaan awal pun tiba, berjalan dengan lancar, dapet kenalan baru, dapet juara satu, biasa aja, itu tingkat Kecamatan, lombanya pun diadakan di sekolah gw, yang spesial adalah makan siang yang diantarkan mama buat gw. hehe. Selanjutnya persiapan buat tingkat Kabupaten, guru gw semakin rajin lagi melatih gw. Tangan gw mulai terbiasa nulis berlembar-lembar folio dengan tulisan leter / tulisan sambung. Gw makin ngerasa asyik sama mengarang. Di kasih PR buat mengarang di rumah, berbagai tema beliau berikan maksudnya biar nanti siapa tau pas perlombaan make tema yang udah pernah guru gw kasih, salah satu tema yang gw inget sih tentang NAPZA, sampe nyari buku referensinya dibantuin mama (waktu itu gw ga terlalu paham apa itu NAPZA, buku sekolah gw juga ga ada yang ngbahas itu kayaknya), sampe kena omel orang tua,terutama bapak karena kerjaannya di rumah mengarang terus. Selain dilatih mengarang, gw juga dilatih untuk bercerita, kata guru gw sih gw masih kebanyakan 'e' nya saat bercerita, tau kan? kalo kita lagi ngomong terus bergumam 'e' kayak mikir, nah itu bisa mengganggu penilaian bercerita, kata beliau, lebih baik diam sejenak, mingkem, kalau mau berfikir, gausah ngeluarin gumaman 'e' itu. Sampe sekarang, gw pun masih belajar untuk bisa berbicara lancar tanpa 'e' di depan orang banyak, hehe. Tiba saat perlombaan tingkat Kabupaten, ini lebih seru! Dapet temen lebih banyak, menempuh perjalanan cukup jauh ke tempat perlombaan, dan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan! hehe. Bersama teman-teman dari SD yang berbeda dengan mewakili bidang masing-masing, salah satunya matematika yang diwakilin sama temen gw, Kania namanya, dia berikutnya jadi temen SMP gw selama 3 tahun sekelas, dan temen SMA gw 3 tahun juga sekelas, haha, kebetulan yang menyenangkan bukan?. Waktu perlombaan, gw dapet kenalan yang juga saingan gw. Di lomba kali itu, kayaknya (seinget gw sih), di kasih tema hari pahlawan, dan kita di suruh bikin karangan bertema kan itu, untuk kemudian kita menceritakannya kembali (kayak presentasi gitu) tanpa teks, satu per satu, di depan kelas, di depan peserta-peserta lainnya, jadi saat mengarang kita juga harus bisa mencerna dan mengingat baik-baik apa yang kita tuliskan, agar saat bercerita nanti lancar. Dan durasi ceritanya ga boleh panjang-panjang, kalo ga salah waktu itu dikasih waktu sekitar 7 menit untuk waktu yang efektif buat cerita, jadi berceritanya ga boleh panjang lebar, harus padat,singkat dan jelas mengenai apa yang udah kita tulis. Nah, saat detik-detik bagian gw bercerita, gw minta tolong tuh ke temen gw (saingan gw) buat ngitungin waktu gw saat bercerita di depan, gw pake jam juga sih waktu itu, cuma gak tau kenapa, gw pengen aja. Tiba saat gw bercerita, alhamdulillah lancar, saat kembali ke bangku gw, gw nanya tuh ke temen (saingan) gw itu, dan jawaban yang dia kasih rada bikin gw deg-degan, seinget gw dia bilang waktu bercerita gw itu lebih melampaui batas deh, intinya gitu pokoknya, otomatis gw langsung rada ciut tuh, tapi sebenernya gw juga ngitungin pake jam tangan gw, dan gw ngerasa kurang lebih cukup lah dengan durasi yang disediakan, tapi kenapa ko kayaknya dia ngasih tau gw seakan-akan gw bercerita jauh lebih lama dari durasi ya, ah gw pasrah. Saat tiba pengumuman, bidang gw paling terakhir kayaknya, temen-temen di bidang lain belum bisa menembus juara 1 untuk mewakili di tingkat provinsi nanti, sedih juga, padahal pasti udah berusaha maksimal, tinggal bidang gw yang belum diumumindan, detik-detik pengumuman lomba mengarang salah satu pa guru gw bilang, kalau yang satu ini lolos juara 1, besok kamu ikut deh ke jakarta (studi tour kelas 6-saat itu gw kelas 5), ga usah bayar deh, gitu kata beliau. Dan hasilnya, gw pun berangkat ke jakarta! eh, maksudnya, gw juara 1 :D haha , semoga pak guru gw ga nyesel yah ngejanjiin ikut studi tour gratis ke gw. Oh iya, temen gw aka saingan gw itu kalo gak salah juara 2 apa ya, ya intinya bukan juara 1 lah, hehe, rada gimana gitu gw sama dia, tapi ya gapapalah, pengalaman, jangan mudah percaya sama saingan. Tapi dia itu emang keren sih dalam hal percaya dirinya, itu yang gw gak punya dulu. Besoknya pun gw beneran pergi ke jakarta, duh gw rada ga inget ke mana aja, ya paling sih ke planetarium, ancol, gitu-gitu lah ya. Gw sebagai anak kelas 5 berani ikutan acara kelas 6 soalnya ada temen sekelas gw juga yang ikut, dia anak salah satu guru gw, jadi ya dia bisa ikut. Ga lama senengnya, gw harus udah mempersiapkan lagi buat tingkat provinsi. Latihan kali ini beda sama sebelumnya. Jadi bukan mengarang dengan tema yang diberikan, tapi menuliskan kembali sebuah cerita rakyat banten. ternyata banyak banget loh, sampe mabok gw sama cerita rakyat, ada yang seru, ada yang biasa aja, beberapa yang gw inget sih cerita tentang asal susul nama Pandeglang (tempat kelahiran gw) sama cerita tentang karang bolong (salah satu pantai di banten, gw ga begitu inget tapi detail ceritanya, hehe. Latihan kali itu gak cuma gw bikin gw sering ke ruangan guru buat mengarang, tapi juga bikin gw sering ke rumah guru pembimbing gw buat main-main mengarang. Di rumah beliau gw disuguhin banyak buku cerita. Gw seneng saat-saat didongengin sebuah cerita sama guru pembimbing gw, selain seneng disongengin, cara khas guru gw mendongeng juga yang bikin gw makin seneng. Selesai didongengin, gw pun menuliskan lagi cerita yang udah didongengin. Ingatan cerita tergambar jelas sekali karena gw ngdenger langsung. Mungkin gw orang audio. Yang lebih mudah mencerna sesuatu lewat suara. Tapi ada juga saat-saat gw kurang suka, yaitu di saat bagian gw di suruh baca buku cerita sendiri, dengan waktu tertetu, lalu menutup buku cerita, lalu menuliskan lagi jalan ceritanya dengan kata lain mengarang kan nya lagi. Di suruh baca sendiri buku cerita yang seinget gw ga nyampe 100 halaman itu ga asyik, dulu gw ngerasanya beban, apa serunya baca sendirian? lebih enak di dongengin. Gw pun kurang bisa fokus baca nya, kurang bisa ngambil poin-poin penting dari cerita nya, dan itu berpengaruh juga sama karangan yang gw buat. Oya di rumah beliau, gw ga cuma latihan mengarang atau lebih tepatnya bikin sinopsis cerita untuk perlombaan selanjutnya, tapi juga main sama anaknya yang masih kecil, cewe, kalo ga salah namanya Rania, beda satu huruf ya sama nama temen yang gw sebutin tadi, haha. Gw emang seneng sama anak kecil, akrab deh tuh gw sama Rania, lucu anaknya. Nah, hari perlombaan pun tiba! Dengan seragam lomba gw pun berangkat dengan tidak begitu semangat. Kenapa? Loh kok? Iyalah, gimana nggak semangat, guru pembimbing gw tercinta gak ikut ngdampingin gw saat itu, padahal biasanya beliaulah yang bikin gw lebih percaya diri. Gw di temenin guru lain. Beda. Petuah yang diberikn jelas berbeda. Dan lagi sempet ada kenangan yang gw sebel sebelum perlombaan itu, ah ga perlu di bahas.Perlombaan kali ini gak terlalu jauh tempatnya, dan orang-orangnya gak terlalu akrab. Cuma kenal satu orang cewek yang ngwakilin bidang matematika kalo ga salah. Babak pertama berjalan dengan lancar, yaitu babak mendengarkan. Gw kan emang suka di dongengin, dan bikin sinopsisnya pun jadi lancar. Babak ke dua membosankan, babak membaca. Buku cerita yang gw baca lupa tentang apa, gw ga semangat bacanya, gw lewat-lewat paragraf per paragrafnya, pengen langsung nyari poin ceritanya, tapi ga nemu, alhasil sinopsin nya ya gw bikin sebisanya. Sampe pengumuman pun tiba. Gw juara 2, juri nya bilang nilai gw jatuh di babak ke dua, gw gak kaget, yang gw kaget tuh gw gak bisa ke Bali gara-gara gw gak juara 1, hehe. Perlombaan tingkat nasionalnya di Bali. Gw gak begitu greget lah saat itu, emang belum waktunya kali, tapi mungkin guru yang ngdampingin gw rada kecewa. Oh ya, di perlombaan kali itu yang spesial adalah, mamah dan bapak berkunjung jemput gw ke tempat perlombaan, gw seneng, bapak gak terlalu marah gara-gara gw berkutat terus dengan kertas dan pulpen, lumayan ada hasil meski gak seberapa. Nah, hadiah uang dari perlombaan itu gw pake buat beli hand phone pertama gw, hehe, dengan uang tambahan dari mama juga sih. Iya, waktu itu gw baru punya hp, sedangkan temen-temen gw udah pada punya. Oh iya, ternyata pas lomba waktu itu, ada temen SMA gw juga, dulu kita ga kenal, namanya Richard, gw juga baru ngeh pas liat foto waktu perlombaannya, dia ikut ke foto karena satu kontingen sama gw. hehe.
Yap <-- kata yang dibilang alay sama temen gw, cerita pengalaman SD nya cukup segitu. Dan yang mau gw singgung lagi, apa mungkin gw berbakatnya di mengarang, gw sekarang udah kuliah, mahasiswa, yang dibutuhin nulis paper, jurnal, bukan karangan. duh! Pengalaman juga kemarin pas ada tugas kayak semacam makalah gitu, gw banyak banget koreksinya dari dosen, terutama koreksi tentang sitasi, sumber kutipan, masih latah sama mengarang apa ya, mengarang kan ga perlu nyantumin sumber, nulis karangan kan cuma ada dua peraturan yaitu pertama mengarang tidak ada aturannya, bebas menulis, kedua jika ada yang bilang ada aturannya, kembali ke peraturan pertama, hehe. Dari koreksi-koreksi dosen yang penuh di tiap-tiap lembar tugas gw, gw terdorong untuk serius belajar membuat tulisan yang ilmiah, karena tugas akhir gw ya menulis skripsi, bukan mengarang skripsi. Maka dari itu, gw harus banyak-banyak berlatih menulis yang baik, selalu mencantumkan sumber, mengutip dengan baik. Gw gak maksud plagiasi pas gw ga nyantumin sumber, sumpah deh, belum paham kemarin itu, telat banget yak, ah tapi belajar kan gak ada kata terlambat atau telat, yang penting ke depannya gw terus berlatih. Nah, mengenai bakat, ga usah pusing kayaknya kalo emang ga berbakat di suatu bidang, dengan belajar dan banyak berlatih, insyaAllah bisa :)
Saat ini gw mau banyak berlatih menulis, iya, menulis semacam jurnal ilmiah, emang sih, gw masih banyaknya nulis cerita sama nulis diary -_- hehe. Tapi jangan patah semangat, mulai sedikit demi sedikit pasti bisa. Pastinya banyak temen-temen gw yang udah jago nulis jurnal, udah tembus nasional lah, bahkan internasional, hebat-hebat deh pokoknya. Di sini gw juga harus bisa , ga muluk-muluk dulu, mulai dari yang kecil dulu :) , bikin satu jurnal yang judulnya udah terpajang di pikiran, iya yang judulnya itu tuh, yang waktu di talk show tentang menulis jurnal dapet dorprize gara-gara ngajuin judul jurnal dan sedikit ringkasan nya tentang itu itu tuh, padahal masih bingung bikin detail isi jurnalnya gimana, hehe. semoga juga gw bisa dapet temen banyak buat sama-sama berlatih menulis jurnal, soalnya kalo sendirian juga gak seru kayaknya, yuk yuk yuk! hehe
bismillahirrahmaanirrahiim.
:D
29 Januari 2014