It's Happy Line

Minggu, 09 Maret 2014

Dokumentasi survey, merapi, klaten

Ada yang spesial nih, kayaknya kalo cuma kata-kata masih kurang yaa, di coba deh kasih sentuhan foto.
Tapi ga dari awal berangkat nih, yaudahlah ya gapapa. :p

Jalan rusak. Nah lho, ko foto awal dikasih jalan rusak sih? hehe, ya ini dokumentasi pertama nya sih, sebelum itu belum mulai beraksi, rada ngblur juga ya. Ini sih selain karena kamera hp yang apa adanya, moto nya juga sambil jalan, jadilah sejadi-jadinya, yang penting ga jadi-jadian. Mulai ketemu jalan rusak itu pas dari pertigaan tugu di pasar puluhwaktu, pas kita mulai beriringan dengan truk-truk penambang. Disayangkan ya, walaupun ga sepanjang jalan juga sih rusak dan bolong-bolong kayak kue donat (?), yang jelas harus extra hati-hati deh.

Jaaang~ haha selamat kepada pengemudi motor yang gue tumpangi, mendapat urutan ke dua dari dokumentasi ini. Dia adalah Fuah . :p Bukan apa-apa sih, dia itu urusan ngebut jagonya deh, ga masalah walau jalan berlubang, ga rata, aspal ga halus, itu semua tetep diterjang sama dia. Dan gue sebagai yang dibonceng, selalu terguncang dengan kecepatan yang dia pacu, ya gapapa lah, asal jangan hati aja yang terguncang (apa sih), nah karena dia cepet banget ngikutin satu motor di depan yang dikemudikan cowo, alhasil tiga motor di belakang tertinggal jauh ga keliatan, jadilah kita berhenti dulu buat nungguin mereka yang di belakang. Nah, sambil nunggu itu deh gue iseng fotoin dia. haha Cukup lah ya, gausah berlama-lama di sini. :p


Tim survey dari kelompok Klaten. Ini ceritanya kita udah berhasil nyampe kemalang (awas jangan salah arti lagi), tapi pas udah nglewatin gapura selamat datang di Kecamatan Kemalang, kita pun kebingungan mau ke mana (jangan di contoh, survey belum siap banget, maklum baru pedahuluan, ngeles aja sih). Akhirnya itu berhenti di depan sebuah warung nasi goreng yang tutup, lalu tanpa diskusi panjang destinasi selanjutnya pun ditentukan, yaitu desa balerante, desa terdekat dari puncak merapi bagian klaten. Gue ga ada di foto itu, kenapa? karena gue bisa menghilang B) 


Perjalanan lanjuut, nih foto kita yang berjuang mencapai tujuan. hehe. Berjuang dengan jalan rusak dan truk-truk beserta debu yang terbang-terbangan, nggak terbang beneran karna debunya diterbangin sama angin (?) . Motor paling depan yang keliatan di foto itu motor pemimpin, maksudnya motor yang memandu di garis depan, jadi kalo nyasar ya salah motor itu :p 


Setoooop~ Nah nah nah, baru dibilang.. tanya warga dan kemudian... bukan lurus jalan sini! harusnya itu belok kiri, balik-balik! hehe... Oke balik lagi dan ke arah kanan.


Ini adalah salah satu basecamp penggilingan batu (kalo gasalah namanya gitu). Makin jauh perjalanan ditempuh, makin sering ketemu sama tempat kayak gitu.


Inilah si bos, emm maksudnya (sepertinya) ini kali woro yang kering dan dijadikan pusat penambangan pasir. (duh, sori banget ya sotoy nih, maklumin aja deh ya baru survey awal, lagi-lagi ngeles sih). Di sini kita sempet berhenti. kenapa? Bukan mau nontonin aktivitas penambangan, apalagi mau ikut nambang, bukan! Di sini kita juga bingung, mau lanjut naik? Soalnya kita belum nemu desanya, iya di sini udah termasuk desa balerante, tapi mana desanya? Maksudnya, mana rumah-rumah warganya?? Oya, di sekitar sini ada jembatan yang serem deh, next fotonya..


Ini foto diambil pas dari jembatanannya, aktivitas penambangannya ada di sisi yang lain (pokoknya di sebrang nya, gajelas ya? yaudah lewat aja,), kanan kiri jembatannya ga ada pager ppembatas, ya cuma kayak gitu, dan truk yang lewat pun bergantian dari dua arah, gabisa barengan. Oke, dari sini kita mutusin buat naik lagi dan lagi, cari spot yang enak buat berhenti. 


Inilah perjalanan naik selanjutnya, setelah melewati medan yang cukup ganas , pas lewat gapura tawangmangu perjalanan lebih lancar, jalan mulus dan sepi truk, pemandangan hijau kanan kiri pun mulai sapa-sapa hangat. 


Kita berhenti lagi :D , nemu spot bagus gitu ceritanya, terus pengen liat-liat, pengen foto-foto. hehe Dan belum nemuin rumah-rumah warga juga nih. 


Iniloh yang bikin kita berhenti lagi tadi. Waw aja gitu ngeliatnya, jarang-jarang di kota liat yang kayak begini ya (sok kota), jadi kepikiran, itu truk naiknya gimana deh, eh iya itu ada jalan, beuh tapi kan jauh banget ya, terjal pula keliatannya, bener-bener (bener-bener apa?), bener bener aja gitu.. 


Dan inilah tiba di paling puncak, maksudnya paling puncak ya bukan bener-bener di pucuk gunung (pucuk? bahasanya -_-, jadi inget ulet yang berebut pucuk datun teh *eh) . Maksud puncak tuh, ya ke kanan udah jalan setapak banget, ke kiri itu yang ada di belakang tim udah rumah warga, lurus juga udah naik jalan setapak juga ke rumah warga. Di sini rumah juga cuma satu dua. Suasananya sepi senyap banget, hiru pikuk kota teringgal jauh jutaan kilometer istilah lebaynya. Lagi-lagi gue ga ada di foto, kenapa? Karna gue yang moto. Dari sini kita kembali turun.


Ini pemberhentian selanjutnya, ga jauh dari puncak tadi. Di sini ada pos pantauan yang dijaga oleh relawan. Terbuka untuk umum ko, kita boleh masuk. Di sini juga kita sempet melakukan wawancara dadakan dengan seorang warga. Pos ini juga jadi tempat berkumpul saat akan evakuasi gitu, jadi nanti warga kumpul di sini dulu untuk kemudian turun lagi ke pos evakuasi yang lebih aman jika situasi berubah. 


Ini motor yang ada di depan halaman pos pemantauan merapi tadi. Ini motor yang kena awan panas (kata salah satu narasumber)

Ini ayam-ayam dan kalkun-kalkun yang gue foto di saat wawancara versi bahasa jawa berlangsung. Suara kalkunnya lucu deh. kuk-kuk-kuk, ngiukukuk-ngiukukuk, pasti ga kebayang? haha Gue bukannya ga mau ikutan nyimak wawancaranya, you know lah, subtittle belum ke download, loading lama.


Ini di gapura selamat datang di objek wisata deles indah. Kita beberapa menit di sini - kebingungan di depan peta yang nampak di sebelah kiri foto. Ah sudahlah,   ucul (lucu) sekali untuk diceritakan.


Taraaaaaaaaaaaaa~ Ini lah pemandangan di objek wisata deles indah (maap ada dua makhluk yang menghalangi pemandangan
Sejuk sekali udara di sini :D


Diskusi dikit-dikit sambil nikmatin pemandangan. Ada juga yang foto-fotoin onyet yang banyak santai-santai di pepohonan. Terbayar lah capek-capek nya pas nyampe sini :D, pemandangan nya ituloh, Subhanallah :)

Daaan, itulah foto terakhir di sesi dokumentasi ini. Salut sama kawan-kawan yang setrong (strong;kuat). Semoga di survey berikutnya( survey beneran) bisa dapet data lengkap yang udah ditargetin yaaa~ 
Keep Fighting! Ganbatte! :D

Survey pendahuluan, Klaten, Rawan Bencana Letusan Gunung Merapi

Bissmillah...
8 Maret 2014
Pasukan negara api klaten (kelompok studio wilayah klaten) berencana melakukan perkenalan dengan medan perang (wilayah kajian), direncanakan berangkat jam 8 kumpul di boulevard. 

Kriing..kriiing Ya ampun! jam 8 kurang! Gue belum siap! secepat kilat (ga secepat itu sih aslinya), gue bersiap dan berangkat,ga lupa beli susu buat menenangkan perut sebagai ganti belum sarapan, (oya gue baru nyadar kalo susu frisian flag itu lebih mahal dari susu ultra, emang sih frisian flag berasa lebih pekat gitu-bahasa nya -_-, jadi yaudah ga masalah deh)..lanjut...pas lagi jalan udah mau nyampe boulevard, temen gue dengan motornya ke arah gue, gue udah GR aja mau dijemput gara-gara gue udah telat, eh taunya dia mau nitipin laptopnya di kost gue, yusudahlah, gue balik lagi ke kost, sambil bayar susu yg tadi gue beli, gue buru-buru sih tadi jadi lah ga sempet bayar, bukan kabur!. beres, kita pun ke boulevard dan ga nunggu lama, 5 motor langsung berangkaaaaat ~

Jam 8 lewat 10 menit.
Awal perjalanan gue sempetin meneguk susu stroberi biar mood ga jelek-jelek amat. Perjalanan awal lancar, gue sebagai yang dibonceng ikut memperhatikan lalu lintas selama di perjalanan. Sabtu ya. Ramai. Ok sepertinya perjalanan awal masih di Solo dan belum menarik untuk diceritakan. hehe
Jam setengah 10
Sampai di Kecamatan Kebonarum, Klaten. Udara mulai terasa sejuk, lumayan. Kanan-kiri permadani hijau (sawah). Kami beriringan dengan motor-motor yang memboncengi rumput-rumput untuk makanan ternak. Jadi inget belum sarapan (?). Oh no. bukan gara-gara rumput itu, tapi gara-gara jam di tangan udah nunjukin setengah 10. Di tambah kemudian melewati pasar Puluhwaktu. Kanan kiri penjual tumpah ruah dengan dagangannya. Sayur mayur, ikan, dan sebagainya. Di tengah jalan yang sempit itu, tiba-tiba dirusuhkan dengan sebuah motor yang membawa baliho segede gede nya gitu, dibawa dengan posisi tidur, hampir memakan setengah jalan, sempat terkena ibu-ibu yang sedang berbelanja sepertinya, suara-suara dari sekitar pun mulai terdengar. Lepas dari pasar, oh ternyata sudah di Kecamatan Karangnongko itu. Kecamatan Karangnongko merupakan salah satu wilayah kajian kami, dimana disebutkan di RTRW Kab.Klaten sebagai salah satu wilayah evakuasi. Perjalanan terus berlanjut dan waw! kanan kiri mulai terlihat hutan men. Beriringan dengan truk-truk yang entah membawa apa. Mulai terlihat juga rumah-rumah warga. Duh, jadi rindu kampung halaman jaman dulu (lebay). Dari situ mulai berniat untuk menikmati pemandangan. Terlihat perkebunan warga, singkong, tebu, dan lainnya. Baru sedikit tenggelam dengan pemandangan, kami berhenti di depan sebuah salon kecil, wah di sekitar sini ada salon juga! yakali, mentang-mentang ga di kota masa gaboleh gitu-_- ,lalu salah satu dari kami bertanya arah, ternyata kami salah arah, tujuan kami harusnya berbelok di pertigaan tugu di sekitar pasar tadi. Cukup jauh? ya lumayan lah. Jadi seharusnya, di sekitar pasar Puluhwaktu, di pertigaan yang ada tugunya, kami belok kiri, tapi tadi malah lurus aja. Tujuan kami ke mana sih? Mau tau? Yak, tujuan kami adalah kemalang, malang? lewat klaten? serius? becanda aja lo! Haiz... di sini lah pentingnya menggunakan EYD yang benar (sok bisa, padahal rangkai kata-kata aja berantakan), terus apa nyambungnya?? Coba baca lagi tujuan kami ke mana? Iya bener, kemalang, tanpa spasi. Gotcha! Jadi, nama kecamatan nya adalah kemalang, iya kemalang bukan ke(spasi)malang. hehe :p. Perjalanan dilanjutkan, dan ketemu lagi dengan truk-truk, oh ternyata harusnya tadi ikutin truk aja, di sini baru kepikiran kalo truk-truk itu adalah pengangkut hasil tambang. Dan kanan kiri pun ga kebun lagi. Debu-debu bertebaran dari tiap truk yang lewat, jalan juga rusak, banyak bolong nya, haf. Ga jadi nikmatin pemandangan, etapi tetep nikmatin perjalanan. Pengemudi motor yang gue tumpangin melaju cepet dengan jalan yang seperti itu, salip truk satu dan truk yang lain. sampe suatu ketika 3 motor di belakang belum keliatan, tertinggal jauh, akhirnya berhenti, nunggu yang lain dulu, foto-foto dulu. haha Lanjut... ga lama dari situ, horeeee! gapura selamat datang di Kecamatan Kemalang menyambut dengan gagah. selanjutnya masih harus fight beriringan dengan truk. Setelah dirasa cukup jauh menempuh perjalanan, kami pun berhenti setelah tiang petunjuk jalan. Bukan bingung arah nya ke mana, tapi sekarang bingung mau ke mana, kan udah di kemalang, di sini pelajaran pertama, harus tentukan tujuan sampe detail. Akhirnya diputuskan untuk ke desa balerante, desa yang terdekat dengan puncak merapi. Again, lewat pasar tumpah di kanan kiri jalan. Perut oh perut, semoga mau menurut dulu. Mulai terlihat basecamp-basecamp penggilingan batu hasil tambang. Satu dua terlihat motor-motor pembawa duren, panen. Suasana mulai terasa mencekam ke arah desa balerante, lebay aja si sebenernya. Ketemu tugu, T junction, kita bertanya arah, daripada nyasar dan harus balik arah kayak tadi lagi. Hm..rupa-rupanya emang bakal seterusnya beriringan dengan truk beserta jalan yang rusak plus dibumbui debu biar ga hambar, bumbu debu nya tebel banget. Basecamp penggiling batu makin sering dijumpai dan makin besar tempatnya. Sampe akhirnya tiba di pusat penambangan pasir yang luas,sepertinya itu kali Woro yang kering. (baru menduga-duga, kan baru awal, ngeles aja sih). Kita berhenti di sana. Foto-foto. Eh tunggu, terus mana desa nya? Eh maksud gue, mana rumah-rumah warga nya? Oya, jembatan di kali Woro serem deh, ga ada pagar pembatas di samping-sampingnya, oleh karenanya juga truk yang lewat harus bergantian dari dua arah, kayak sistem buka tutup gitu, tapi tanpa petugas lalu lintas. 
Jam setengah 11.
Perjalanan dilanjut dari tempat penambangan pasir. Medan makin terjal. Jalan udah ga berlapis aspal yang halus lagi, tapi berbatu. Debu makin ganas. Harus extra hati-hati. Sampe melewati gapura bertuliskan tawangmangu, nah! jangan salah lagi, ini bukan TeWe aka Tawangmangu karanganyar. Perjalanan lancar. Sepi truk. Jalan bagus. Naik dan semakin naiklah perjalanannya. Tapi ga sambil nyanyi naik-naik ke puncak gunung.  Sesekali mulai bertemu dengan papan bertuliskan jalur evakuasi dengan arah panah. Udara makin sejuk, tapi sempet ada bau-bau ternak gitu. Yap, warga banyak beternak sapi. Truk udah ga keliatan lagi di sini. Sekarang ketemunya sama kebun, hutan malah. Makin sejuk lagi.. Jalan sempit. Sejauh ini. Setinggi ini. Masih ada satu dua rumah warga. Tiba di sebuah titik yang jalannya sudah tidak seperti jalan lingkungan. Tanya warga, katanya ini udah termasuk puncak, jadi udah ga ada arahan lagi mau lanjut terus naik kemana. 
Jam setengah 12. 
Turun. Berhenti di pos pantauan merapi, induk balerante. Wawancana dadakan dengan warga, sambil istirahat juga. Narasumber Pak Qurais, berumur sekitar 60-70 mungkin. Wawancara dilakukan dengan bahasa jawa, temen gue nyeletuk bilang ke gue 'terjemahannya bisa dilihat di bawah sini' (semacam subtittle di film). Ga terlalu gue gagas, dalem hati sih, yah dikit-dikit ngerti lah ya. Gue reflek ngambil catetan sama pulpen dari tas mau nyatet. Temen gue yang lain nyeletuk, 'emang ngerti mau nyatet apa?' . Gue diem. Pasrah nyerahin buku sama pulpen ke temen gue itu. Dan karna jenuh subtittle nya ga keluar-keluar, gue nya mulai nyengir-nyengir ga jelas, ikut-ikutan ketawa padahal ga ngerti-ngerti amat, akhirnya gue balik badan, mulai sibuk ngeliatin kalkun-kalkun yang bebas jalan-jalan di halaman. Foto-fotoin kalkun sama ayam, video-in juga karna suaranya lucu. Sampe akhirnya wawancara selesai. 
Jam 12 kurang 15 menit.
Kami masuk ke bangunan pos pantauan merapi nya, ada relawan yang sedang tugas berjaga, wawancara dadakan lagi, dengan bahasa indonesia. Bangunan nya tingkat 2, ga terlalu tinggi, naik anak tangga kurang dari 20. Waw! adeeeem..bisa liat pemandangan juga, kejauhan keliatan rumah-rumah ketutup awan. 
Jam 12.
Turun dari bangunan pos pantauan tadi. Lanjutin perjalanan, cari masjid. 
Setengan 1.
Ternyata kita ga jadi berhenti di masjid. Satu dua masjid terlewati, keliatan sepi. Di tengah perjalanan, tanya warga. Dan memutuskan untuk ke objek wisata Deles Indah sekalian istirahat di sana. 
Jam 1 kurang 20 menit.
Nyampe di pintu masuk objek wisata Deles Indah. 20 ribu untuk untuk 5 motor-10 orang. 2000/orang. Daaaan, entah apa objek wisatanya, kita cuma muter-muter di sekitar permukiman. Kok permukiman? Ya gatau juga, padahal udah bayar di gerbang masuk tadi, salahnya kita ga merhatiin peta yang ada di gerbang masuk tadi. Finally. Berhenti di titik yang ada gapura selamat datangnya, ada peta. Debat beberapa menit di depan peta itu, ribut posisi kita di mana. Ini konyol. Tapi seru, haha. Wisatanya manaaaa? Pemandangan? Udara sejuk? Dari tadi juga udah nemu itu, tapi objek wisata sebenernya apa? putusan di ketok palu, kita yakin dimana posisi kita di peta itu, kemudian lanjut perjalanan naik, masuk arah gapura. Hanya beberapa meter dari gapura selamat datang. Dan waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah! ada semacam bekas kawah, hijau, sejuk, indaaaaah!Banyak onyet di pohon-pohon, duduk-duduk santai di cabang tipis. Mulai lah aksi foto-foto, terus makan tahu bakso. Diskusi dikit.
Jam 1 lebih 25 menit.
Turun. Keluar tempat wisata deles indah.
Jam 2 kurang 10 menit.
Kita menemukan masjid dan berhenti di sana. Majid pancasila, keputran, kemalang. Sholat dan istirahat. 
Jam setengah 3 kurang.
Pergi makan di sebrang masjid. Warung makan mbak tutik. Perut terisi. Semangat bertambah.
Jam 3 teng.
Lanjut perjalanan pulang, memutuskan lewat jalan yang beda, intinya sih nanti juga lewat jalan yang sama lagi. Terus mau pada beli duren dulu tuh ceritanya temen-temen. Gue cuma duduk duduk di motor nunggu mereka tawar menawar. Jadi inget tadi pas masih di sekitar puncak merapi, ade kos gue sms gini , 'mba alfa jangan pulang dulu, di kos ada duren'. haha, mungkin itu bisa ambigu, antara gue disuruh jangan pulang karna takut ntar gue ngabisin duren nya atau sebaliknya, yang bener ya yang sebaliknya. Btw, temen-temen ga jadi beli duren, bukan! bukan gara-gara gue loh, tapi karna kemahalan, mungkin di pinggir jalan, eh entahlah, ga ngerti. Akhirnya lanjut perjalanan.
Jam 4 kurang.
Mampir sholat di mushola al-huda.
Jam 5 lewat 5 menit
Taraaaaaaa......takeoff di kost dengan selamat. Alhamdulillah. 
Kasur! kasur! :p
Istirahaaaat....
Perjalanan survey pendahuluan ini lancar, beruntungnya lagi ga ujan, gawat kalo iya, ga bawa jas hujan soalnya.
Yap, bersyukur banget deh. Dari survey awal ini, kita kepikiran, kayaknya dan emang iya, bakal capek banget kalo nanti bulak-balik sabtu-minggu buat survey primer. Mulai cari solusi, nginep mungkin. tapi entah dimana belum diputuskan. 
Ini baru awal kawan, tetep semangat yaa! :D
Yoroshiku onegaishimasu~ ^^